PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN
MINAT MEMBACA CERPEN
MINAT MEMBACA CERPEN
A. Kajian Teori
Cerita pendek atau cerpen adalah
cerita fiksi berbentuk prosa yang sangat singkat, padat, yang unsur-unsur
ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan
pelaku terbatas, dan keseluruhan ceritanya memberikan kesan tunggal (Jambrohim,
1986 : 165).
Kependekan sebuah cerpen bukan karena
bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya
yang sangat dibatasi. Dengan pembatasan ini maka, sebuah masalah akan tergambar
lebih jelas dan mengesankan pembaca.
Menurut Noto Susanto dalam Tarigan
(1986 : 165), mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang panjangnya
sekitar 5.000 kata atau kira-kira 17 halaman kuwarto spasi rangkap yang
terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Maksud dari uraian tersebut adalah
cerita pendek jika diketik kurang lebih berjumlah 17 halaman kuwarto dengan
spasi rangkap, namun demikian di dalamnya tetap mempunyai unsur cerita yang
lengkap.
Selanjutnya menurut Tirta Wirya (1983
: 62) menjelaskan bahwa sebuah cerpen atau short
story dalam bahasa Inggris pada dasarnya menuntut dan mengadakan tuntutan
berupa kemestian adanya perwatakan yang jelas pada tokoh cerita. Sang tokoh
merupakan sentral-ide dari cerita. Cerita bermula dari
sang tokoh dan nantinya berakhir pada nasip yang menimpa sang tokoh ini pula.
Dari beberapa pendapat mengenai
cerita pendek di atas, penulis mengacu pada pendapat Rosidi dalam Tarigan (1984
: 175) yang mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita pendek dan merupakan
suatu kesatuan ide. Dalam singkatan
dan kepadatan itu, sebuah cerita adalah lengkap, bulat terikat pada satu
kesatuan jiwa: pendek, padat, dan lengkap.
Sebagaimana telah diuraikan
pengertian cerpen di atas, maka penulis juga akan menguraikan beberapa unsur
penunjang cerita pendek, yaitu:
1.
Unsur Intrinsik
Menurut
pendapat Esten (1987 : 20), bahwa unsur instrinsik adalah segi yang membangun
cipta sastra dari dalam. Misalnya hal-hal yang berhubungan dengan struktur
seperti alur, latar, pusat pengisahan, penokohan dan gaya bahasa. Kemudian hal-hal yang berhubungan dengan amanat
termasuk kedalaman isi.
Hal-hal tersebut antara lain:
1. Tema, Tema
adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang menjadi jiwa dan dasar
cerita (Suprapto, 1991 : 86).
2. Amanat, Suprapto
(1991 : 11) mengungkapkan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasari karya
sastra dan sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
pendengar.
3. Alur, Alur
adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalani dengan seksama dan
menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/permasalahan kearah klimaks dan
selesainya, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat (Suprapto, 1991 : 10).
4. Setting / latar, Latar atau setting menurut
Brooks (dalam H. G. Tarigan, 1993 : 136), adalah latar belakang fisik, unsur
tempat dan ruang dalam suatu cerita.
5. Penokohan, Penokohan adalah bagaimana
cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak. Tokoh-tokoh dalam sebuah
cerita rekaan (Esten, 1978 : 27).
6.
Sudut Pandang/Point of View, Sudut pandang adalah sudut pandang yang diambil oleh pengarang untuk
melihat suatu kejadian cerita.
7.
Gaya Bahasa, Gaya bahasa adalah pemakaian
kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk melukiskan sesuatu maksud
guna membentuk plastis bahasa (Suprapto, 1991 : 32).
B.
Sintesis Teori Pemahaman
Cerpen
Berdasarkan beberapa
pendapat pada bagian kajian teori di atas, dapat disintesiskan bahwa hakikat pemahaman
cerpen dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman unsur-unsur dalam cerpen.
C.
Definisi Konseptual Pemahaman Cerpen
Kemampuan pemahaman
cerpen yakni kemampuan seseorang terhadap unsur-unsur penunjang yang terdapat
dalam cerpen tersebut secara baik. Mulai dari unsur intrinsik maupun unsur
ekstrinsik.
D.
Definisi Operasional Pemahaman Cerpen
Kemampuan pemahaman cerpen adalah
tingkat pemahaman seseorang mengenai isi cerpen serta kemampuan seseorang
tersebut memahami dan mampu menganalisis unsur-unsur yang menunjang dari sebuah
cerpen tersebut. Tidak hanya kekampuan secara teoritis saja namun juga
penerapannya.
E.
Dimensi dan Indikator dalam Mengukur Minat Membaca
Cerpen
Dimensi dan indikator kuesioner
minat baca dari definisi minat dan faktor-faktor yang memengaruhi minat baca. Dimensi
minat baca yang diperoleh dari definisi dan faktor yang memengaruhi minat baca
digunakan untuk mengisi indikator. Faktor tersebut seperti yang dikatakan
Tarigan (2008:106) yaitu penyediaan waktu luang untuk membaca dan pemilihan
bacaan yang baik, dan dimensi terkait definisi minat baca seperti perasaan,
rasa ingin tahu, pengetahuan, dan keinginan.
F.
Jenis Instrumen
Instrumen penelitian
pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang
baik. Menurut Sugiyono (2008:148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Fenomena yang
dimaksud adalah variabel penelitian. Pada instrumen kemampuan pemahaman cerpen
menggunakan jenis instrumen tes.
G.
Kisi-kisi Minat
Membaca Cerpen
No
|
Dimensi
|
Indikator
|
No Soal
|
Jumlah
|
1
|
Unsur
intrinsik
|
Mampu
menemukan unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerpen
|
1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8
|
8
|
2
|
Unsur ekstrinsik
|
Mampu menemukan
unsur-unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen
|
9, 10
|
2
|
H. Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Cerpen
Petunjuk umum
mengerjakan soal:
1. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman
cerpen.
2. Tersedia 10 butir soal yang harus dikerjakan.
3. Tulislah jawaban pada lembar jawab yang telah disediakan.
4. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes ini adalah 30
menit.
5. Tanyakan pada pengawas apabila ada hal-hal yang belum
jelas.
6. Serahkan lembar soal dan lembar jawaban pada pengawas apabila
seluruh soal sudah selesai dikerjakan.
7. Skor tertinggi untuk tes kemampuan pemahaman cerpen in
adalah 100.
SOAL
Bacalah
dengan saksama!
Di Kantor
Pos Oleh: Muhammad Ali “Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan
ketika Nona membayarkan uang pos wesel kepada saya, sebab ….” “Mana bias
keliru?” si pegawai menyela dengan cepat. “Seharusnya saya terima
tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak salah, sekian itulah angka yang tertulis
dalam pos wesel saya.”
“Coba saya liat dulu, Saya masih ingat nomor pos wesel Saudara.” Si pegawai lalu memeriksa salah satu lajur dalam daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian katanya,”Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda C. Jumlah uang:tiga ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?”
“Tidak,”jawab laki-laki itu.” Nona tadi memberikan kepada saya bukan tiga lembar kertas ratusan, tapi empat lembar. Jadi, empat ratus rupiah yang saya terima tadi.” “Oh,, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru,” kata si pegawai akhirnya dengan kemalu-maluan.”Maklum banyak kerja. Lagi pula lembaran-lembaran uang itu masih baru hingga mudah saja terlengket karenanya. Jadi, Saudara mau kembalikan uang yang seratus rupiah kepada saya, sekarang?” “Betul, Saya akan mengembalikannya kepada Nyonya ….” “Nona!” sela si pegawai cepat.
“Coba saya liat dulu, Saya masih ingat nomor pos wesel Saudara.” Si pegawai lalu memeriksa salah satu lajur dalam daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian katanya,”Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda C. Jumlah uang:tiga ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?”
“Tidak,”jawab laki-laki itu.” Nona tadi memberikan kepada saya bukan tiga lembar kertas ratusan, tapi empat lembar. Jadi, empat ratus rupiah yang saya terima tadi.” “Oh,, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru,” kata si pegawai akhirnya dengan kemalu-maluan.”Maklum banyak kerja. Lagi pula lembaran-lembaran uang itu masih baru hingga mudah saja terlengket karenanya. Jadi, Saudara mau kembalikan uang yang seratus rupiah kepada saya, sekarang?” “Betul, Saya akan mengembalikannya kepada Nyonya ….” “Nona!” sela si pegawai cepat.
1. Kutipan cerpen tersebut bertema ….
A. Keberanian pegawai mengakui kekeliruan.
B. Kehati-hatian pegawai terhadap seseorang.
C. Kejujuran seseorang dalam hidup.
D. Kebaikan seseorang terhadap pegawai pos.
2. Sudut pandang yang digunakan pengarang pada kutipan cerpen tersebut
adalah
A. Orang ketiga sebagai pengamat
B. Orang pertama tokoh utama
C. Orang campuran
D. Orang ketiga manatahu
3.
Parjimin adalah tukang batu,
tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat proyek baru. Rupanya, proyek
rumah gedong itulah yang selalu diperbincangkan Kurdi disetiap kesempatan. Di
tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat kerja bakti, sarasehan kampung,
sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan rencananya membangun
rumah gedungnya itu.
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
A.
Pemberani
B.
Baik
C.
Egois
D.
Sombong
4.
Ku tak mungkin jatuh cinta kan?
Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak
kan membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala
tuturmu kepadaku, dan ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau
ucapkan kepadaku sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau sampaikan
padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan pernah lagi percaya padamu.
Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku
5. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti
yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup
berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi
bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Mentari di sebelah barat
C. Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Mentari di sebelah barat
C. Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu
6. (1)"Apakah peranku bagimu,
silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin berdesir di sekeliling kita.
(2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat kerutan di
dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita rasakan ini.
(4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan
saksama kemudian kerjakan soal nomor 7 s.d. 9!
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
7. Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi
pada malam hari adalah ....
A. kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph pertama
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua
A. kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph pertama
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua
8. Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen
tersebut adalah ...
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan.
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan.
9.
Dari cuplikan
cerpen di atas mengandung nilai......
A.
Religius
B.
Sosial
C.
Budaya
D.
Moral
10.
Dari
penggalan cerpen nomor 3 dapat diketahui bahwa dalam cerpen mengandung
nilai....
A.
Moral
B.
Sosial
C.
Budaya
D.
Religius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar