12.28.2012

Hasil kerja keras 03.00 dini hari


PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN
MINAT MEMBACA CERPEN

A.    Kajian Teori
Cerita pendek atau cerpen adalah cerita fiksi berbentuk prosa yang sangat singkat, padat, yang unsur-unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan ceritanya memberikan kesan tunggal (Jambrohim, 1986 : 165).
Kependekan sebuah cerpen bukan karena bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya yang sangat dibatasi. Dengan pembatasan ini maka, sebuah masalah akan tergambar lebih jelas dan mengesankan pembaca.
Menurut Noto Susanto dalam Tarigan (1986 : 165), mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5.000 kata atau kira-kira 17 halaman kuwarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Maksud dari uraian tersebut adalah cerita pendek jika diketik kurang lebih berjumlah 17 halaman kuwarto dengan spasi rangkap, namun demikian di dalamnya tetap mempunyai unsur cerita yang lengkap.
Selanjutnya menurut Tirta Wirya (1983 : 62) menjelaskan bahwa sebuah cerpen atau short story dalam bahasa Inggris pada dasarnya menuntut dan mengadakan tuntutan berupa kemestian adanya perwatakan yang jelas pada tokoh cerita. Sang tokoh merupakan sentral-ide dari cerita. Cerita bermula dari sang tokoh dan nantinya berakhir pada nasip yang menimpa sang  tokoh ini pula.
Dari beberapa pendapat mengenai cerita pendek di atas, penulis mengacu pada pendapat Rosidi dalam Tarigan (1984 : 175) yang mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita pendek dan merupakan suatu kesatuan ide. Dalam singkatan dan kepadatan itu, sebuah cerita adalah lengkap, bulat terikat pada satu kesatuan jiwa: pendek, padat, dan lengkap.
Sebagaimana telah diuraikan pengertian cerpen di atas, maka penulis juga akan menguraikan beberapa unsur penunjang cerita pendek, yaitu:
1.      Unsur Intrinsik
Menurut pendapat Esten (1987 : 20), bahwa unsur instrinsik adalah segi yang membangun cipta sastra dari dalam. Misalnya hal-hal yang berhubungan dengan struktur seperti alur, latar, pusat pengisahan, penokohan dan gaya bahasa. Kemudian hal-hal yang berhubungan dengan amanat termasuk kedalaman isi.
Hal-hal tersebut antara lain:
1.      Tema, Tema adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang menjadi jiwa dan dasar cerita (Suprapto, 1991 : 86).
2.      Amanat, Suprapto (1991 : 11) mengungkapkan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
3.      Alur, Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalani dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/permasalahan kearah klimaks dan selesainya, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat (Suprapto, 1991 : 10).
4.       Setting / latar, Latar atau setting menurut Brooks (dalam H. G. Tarigan, 1993 : 136), adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam suatu cerita.
5.       Penokohan, Penokohan adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak. Tokoh-tokoh dalam sebuah cerita rekaan (Esten, 1978 : 27).
6.         Sudut Pandang/Point of  View, Sudut pandang adalah sudut pandang yang diambil oleh pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita.
7.         Gaya Bahasa, Gaya bahasa adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk melukiskan sesuatu maksud guna membentuk plastis bahasa (Suprapto, 1991 : 32).

B.     Sintesis Teori Pemahaman Cerpen
Berdasarkan beberapa pendapat pada bagian kajian teori di atas, dapat disintesiskan bahwa hakikat pemahaman cerpen dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman unsur-unsur dalam cerpen.

C.    Definisi Konseptual Pemahaman Cerpen
Kemampuan pemahaman cerpen yakni kemampuan seseorang terhadap unsur-unsur penunjang yang terdapat dalam cerpen tersebut secara baik. Mulai dari unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik.

D.    Definisi Operasional Pemahaman Cerpen
Kemampuan pemahaman cerpen adalah tingkat pemahaman seseorang mengenai isi cerpen serta kemampuan seseorang tersebut memahami dan mampu menganalisis unsur-unsur yang menunjang dari sebuah cerpen tersebut. Tidak hanya kekampuan secara teoritis saja namun juga penerapannya.

E.     Dimensi dan Indikator dalam Mengukur Minat Membaca Cerpen
Dimensi dan indikator kuesioner minat baca dari definisi minat dan faktor-faktor yang memengaruhi minat baca. Dimensi minat baca yang diperoleh dari definisi dan faktor yang memengaruhi minat baca digunakan untuk mengisi indikator. Faktor tersebut seperti yang dikatakan Tarigan (2008:106) yaitu penyediaan waktu luang untuk membaca dan pemilihan bacaan yang baik, dan dimensi terkait definisi minat baca seperti perasaan, rasa ingin tahu, pengetahuan, dan keinginan.

F.     Jenis Instrumen
Instrumen penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Menurut Sugiyono (2008:148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Fenomena yang dimaksud adalah variabel penelitian. Pada instrumen kemampuan pemahaman cerpen menggunakan jenis instrumen tes.

G.    Kisi-kisi Minat Membaca Cerpen
No
Dimensi
Indikator
No Soal
Jumlah
1
Unsur intrinsik
Mampu menemukan unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerpen
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

8

2
Unsur ekstrinsik
Mampu menemukan unsur-unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen
9, 10
2

H.    Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Cerpen
Petunjuk umum mengerjakan soal:
1.      Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman cerpen.
2.      Tersedia 10 butir soal yang harus dikerjakan.
3.      Tulislah jawaban pada lembar jawab yang telah disediakan.
4.      Waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes ini adalah 30 menit.
5.      Tanyakan pada pengawas apabila ada hal-hal yang belum jelas.
6.      Serahkan lembar soal dan lembar jawaban pada pengawas apabila seluruh soal sudah selesai dikerjakan.
7.      Skor tertinggi untuk tes kemampuan pemahaman cerpen in adalah 100.

SOAL
Bacalah dengan saksama!
Di Kantor Pos Oleh: Muhammad Ali “Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan ketika Nona membayarkan uang pos wesel kepada saya, sebab ….” “Mana bias keliru?” si pegawai menyela dengan cepat. “Seharusnya saya terima tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak salah, sekian itulah angka yang tertulis dalam pos wesel saya.”
“Coba saya liat dulu, Saya masih ingat nomor pos wesel Saudara.” Si pegawai lalu memeriksa salah satu lajur dalam daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian katanya,”Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda C. Jumlah uang:tiga ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?”
“Tidak,”jawab laki-laki itu.” Nona tadi memberikan kepada saya bukan tiga lembar
kertas ratusan, tapi empat lembar. Jadi, empat ratus rupiah yang saya terima tadi.” “Oh,, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru,” kata si pegawai akhirnya dengan kemalu-maluan.”Maklum banyak kerja. Lagi pula lembaran-lembaran uang itu masih baru hingga mudah saja terlengket karenanya. Jadi, Saudara mau kembalikan uang yang seratus rupiah kepada saya, sekarang?” “Betul, Saya akan mengembalikannya kepada Nyonya ….” “Nona!” sela si pegawai cepat.
1.      Kutipan cerpen tersebut bertema ….
A.    Keberanian pegawai mengakui kekeliruan.
B.     Kehati-hatian pegawai terhadap seseorang.
C.     Kejujuran seseorang dalam hidup.
D.    Kebaikan seseorang terhadap pegawai pos.
2.      Sudut pandang yang digunakan pengarang pada kutipan cerpen tersebut adalah
A.     Orang ketiga sebagai pengamat
B.     Orang pertama tokoh utama
C.      Orang campuran
D.    Orang ketiga manatahu
3.      Parjimin adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat proyek baru. Rupanya, proyek rumah gedong itulah yang selalu diperbincangkan Kurdi disetiap kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat kerja bakti, sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan rencananya membangun rumah gedungnya itu.
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
A.    Pemberani
B.     Baik
C.     Egois
D.    Sombong
4.      Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak kan membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala tuturmu kepadaku, dan ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan kepadaku sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau sampaikan padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan pernah lagi percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku
5.      Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Mentari di sebelah barat
C. Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu
6.      (1)"Apakah peranku bagimu, silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin berdesir di sekeliling kita. (2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat kerutan di dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita rasakan ini. (4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama kemudian kerjakan soal nomor 7 s.d. 9!
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
7.      Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari adalah ....
A. kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph pertama
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua
8.      Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan.
9.      Dari cuplikan cerpen di atas mengandung nilai......
A.    Religius
B.     Sosial
C.     Budaya
D.    Moral
10.  Dari penggalan cerpen nomor 3 dapat diketahui bahwa dalam cerpen mengandung nilai....
A.    Moral
B.     Sosial
C.     Budaya
D.    Religius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar